Liuzhou -Pabrikan asal China - SAIC General Motors Wuling (SGMW) - melalui SGMW Indonesia siap bersaing di pasar otomotif nasional dengan menggelontorkan mobil berkualitas berkomponen lokal yang tinggi.
Dukungan yang tinggi kepada perusahaan lokal pemasok komponen sangat diharapkan. "Kami hanya berharap pemerintah (Indonesia) untuk memberikan dukungan bagi perkembangan perusahaan pemasok komponen lokal, serta pengawasan standar kualitas produk yang (mereka) hasilkan," papar Presiden SGMW Indonesia, Xu Feiyun, di kantor pusat SGMW, Liuzhou City, Guangxi, China, akhir pekan lalu.
"Sehingga, produk kami juga memiliki kualitas tinggi seperti yang kami rencanakan semula, dan kelangsungan (produksi) terjaga," katanya.
Feiyun menegaskan pihaknya memiliki komitmen bisnis jangka panjang di Indonesia dengan menggelontorkan Investasi awal senilai US 700 juta dolar. Dengan investasi sebanyak itu, SGMW membangun pabrik di Delta Mas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
"Untuk tahap awal, kandungan komponen lokal mencapai 50 persen. Setelah itu, kami akan terus meningkatkan kandungan lokal tersebut," paparnya.
Feiyun mengatakan, pihaknya juga berpijak pada filosofi perusahaan yakni mendengar dan melihat kebutuhan serta keinginan konsumen dalam memproduksi mobil di Indonesia.
"Kami tahu, konsumen Indonesia sangat mementingkan kualitas, gaya desain, kenyamanan, dan keamanan mobil. Oleh karena itu, kami akan memproduksi mobil yang memenuhi keinginan dan kebutuhan itu. Di sinilah, kelangsungan dan standar kualitas komponen, kami butuhkan. Kami berharap pemerintah memberi dukungan kepada mereka," tuturnya.
Sementara, Executive Vice President SGMW pusat, Yao Zhuoping, memastikan pihaknya tak mendapat dan meminta hak-hak istimewa dari pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Memang, dia mengakui, kebijakan Jokowi yang membuka lebar-lebar bagi investasi dari Negeri Tirai Bambu, merupakan satu hal yang menguntungkan bagi pihaknya. Sebab, dengan kebijakan seperti itu, maka SGMW bisa masuk dan bersaing di pasar otomotif Indonesia yang dinilainya memiliki potensi yang besar.
Namun, lanjut dia, keuntungan yang diperoleh hanya soal kesempatan saja, bukan hak-hak istimewa atau previledge. "Kami bersaing secara sehat dan fair dengan keunggulan yang kami miliki," ucapnya.
SGMW merupakan perusahaan patungan antara perusahaan otomotif terbesar di China yakni SAIC dengan porsi saham 50,1 persen, dengan General Motors 44 persen, serta Guangxi Automobile Group atau Liuzhou Wuling dengan porsi kepemilikan saham 5,9 persen.
Melalui SGMW Indonesia, pabrikan itu akan memproduksi dan menjual MPV pada kuartal keempat 2017. MPV pertama yang dijajakan merupakan low MPV yang menggunakan basis Wuling Hong Guang, dengan mesin berkapasitas 1.500 cc tiga silinder.
Penyaluran tenaga mesin ke roda menggunakan transmisi manual lima tingkat percepatan. Hanya, hinggga kini SGMW Indonesia belum bersedia menyebut kisaran harga MPV Wuling yang bakal dipasarkannya tersebut. (arf/lth)
Dukungan yang tinggi kepada perusahaan lokal pemasok komponen sangat diharapkan. "Kami hanya berharap pemerintah (Indonesia) untuk memberikan dukungan bagi perkembangan perusahaan pemasok komponen lokal, serta pengawasan standar kualitas produk yang (mereka) hasilkan," papar Presiden SGMW Indonesia, Xu Feiyun, di kantor pusat SGMW, Liuzhou City, Guangxi, China, akhir pekan lalu.
"Sehingga, produk kami juga memiliki kualitas tinggi seperti yang kami rencanakan semula, dan kelangsungan (produksi) terjaga," katanya.
Feiyun menegaskan pihaknya memiliki komitmen bisnis jangka panjang di Indonesia dengan menggelontorkan Investasi awal senilai US 700 juta dolar. Dengan investasi sebanyak itu, SGMW membangun pabrik di Delta Mas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
"Untuk tahap awal, kandungan komponen lokal mencapai 50 persen. Setelah itu, kami akan terus meningkatkan kandungan lokal tersebut," paparnya.
Feiyun mengatakan, pihaknya juga berpijak pada filosofi perusahaan yakni mendengar dan melihat kebutuhan serta keinginan konsumen dalam memproduksi mobil di Indonesia.
"Kami tahu, konsumen Indonesia sangat mementingkan kualitas, gaya desain, kenyamanan, dan keamanan mobil. Oleh karena itu, kami akan memproduksi mobil yang memenuhi keinginan dan kebutuhan itu. Di sinilah, kelangsungan dan standar kualitas komponen, kami butuhkan. Kami berharap pemerintah memberi dukungan kepada mereka," tuturnya.
Sementara, Executive Vice President SGMW pusat, Yao Zhuoping, memastikan pihaknya tak mendapat dan meminta hak-hak istimewa dari pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Memang, dia mengakui, kebijakan Jokowi yang membuka lebar-lebar bagi investasi dari Negeri Tirai Bambu, merupakan satu hal yang menguntungkan bagi pihaknya. Sebab, dengan kebijakan seperti itu, maka SGMW bisa masuk dan bersaing di pasar otomotif Indonesia yang dinilainya memiliki potensi yang besar.
Namun, lanjut dia, keuntungan yang diperoleh hanya soal kesempatan saja, bukan hak-hak istimewa atau previledge. "Kami bersaing secara sehat dan fair dengan keunggulan yang kami miliki," ucapnya.
SGMW merupakan perusahaan patungan antara perusahaan otomotif terbesar di China yakni SAIC dengan porsi saham 50,1 persen, dengan General Motors 44 persen, serta Guangxi Automobile Group atau Liuzhou Wuling dengan porsi kepemilikan saham 5,9 persen.
Melalui SGMW Indonesia, pabrikan itu akan memproduksi dan menjual MPV pada kuartal keempat 2017. MPV pertama yang dijajakan merupakan low MPV yang menggunakan basis Wuling Hong Guang, dengan mesin berkapasitas 1.500 cc tiga silinder.
Penyaluran tenaga mesin ke roda menggunakan transmisi manual lima tingkat percepatan. Hanya, hinggga kini SGMW Indonesia belum bersedia menyebut kisaran harga MPV Wuling yang bakal dipasarkannya tersebut. (arf/lth)
0 comments:
Post a Comment